\
Webvertising,
kependekan dari web-advertising kini sudah merupakan hal yang lumrah
dilakukan. Sejak pertama kali internet dibuka untuk dipergunakan secara
luas oleh publik membuka juga peluang bisnis melalui media internet atau
lebih dikenal dengan sebutan electronic commerce (e-commerce) dimana
semua kegiatan transaksi dilakukan mempergunakan media internet ini,
baik pemesanan maupun pembayaran yang dilakukan secara online.
Mengapa pelaku usaha beralih ke internet? Ada beberapa alasan, antara lain :
1. menaikkan pendapatan yang didapatkan dari konsumen baru dengan basis internet
2. memangkas biaya marketing dengan hanya menggunakan katalog online
3. mempertahan konsumen yang loyal dengan memperkuat hubungan ke konsumen dengan memberikan pilihan bagi konsumen serta pemberian informasi melalui sistem penjualan online
1. menaikkan pendapatan yang didapatkan dari konsumen baru dengan basis internet
2. memangkas biaya marketing dengan hanya menggunakan katalog online
3. mempertahan konsumen yang loyal dengan memperkuat hubungan ke konsumen dengan memberikan pilihan bagi konsumen serta pemberian informasi melalui sistem penjualan online
4. menghemat waktu
5. menghindari kehilangan pangsa pasar akibat persaingan dengan kompetitor
Pelaku
usaha memburu calon konsumen (internet users) karena secara umum
konsumen ini mengenyam pendidikan yang baik dan mempunyai penghasilan
lebih baik dari masyarakat secara umum.
Webvertising
memang berbeda dengan iklan yang dilakukan secara konvensional seperti :
penyebaran brosur, penempatan iklan-iklan di majalah, koran, ataupun
Televisi. Perbedaan mendasar terletak pada konsumen (baca: calon
konsumen) yang tentunya berbeda pangsa pasarnya. Dalam beriklan secara
konvensional, melalui televisi misalnya, siapapun dapat melihat
informasi yang diiklankan, berbeda dengan iklan yang ditayangkan melalui
internet dimana konsumennya terbatas pada pengguna internet (user), dan
itu pun belum tentu mereka mengunjungi situs-situs dimana pelaku usaha
mengiklankan produk yang dijualnya.
Lalu,
apa solusinya? Webvertising yang umum digunakan adalan dengan
menggunakan banner advertising, selain itu juga dikenal ‘pop-up windows
yang menampilkan situs dalam bentuk mini kepada user. Hal lainnya yang
tidak asing di kalangan user adalah spamming terhadap misalnya email
gratis yang banyak ditawarkan di internet. Mengganggu? memang, belum
lagi informasi yang dikirimkan melalui email yang didapat dengan cara
mengintip atau tepatnya mengambil data pengguna alamat email gratis yang
pada akhirnya hanya memenuhi inbox dari pemilik alamat email tersebut.
Belum lagi adanya kemungkinan penipuan dengan memberikan informasi yang
salah/tidak benar dalam iklan yang ditayang tersebut atau tendensi
wanprestasi yang cukup besar.
Secara
garis besar interaksi bisnis lewat e-commerce dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori, yaitu antar organisasi/perusahaan atau B2B
(Business-to-Business), intern organisasi/perusahaan (within business),
dan pelanggan terhadap perusahaan B2C (Customer-to-Business).
Dalam
kategori pertama, e-commerce memfasilitasi interaksi antar perusahaan
sehingga solusi-solusi manajemen dari awal sampai akhir dapat dilakukan
secara efektif. Ini artinya rantai jaringan yang menghubungkan
pelanggan, pegawai, pemasok, distributor dan bahkan pesaing dapat
dikendalikan secara terintegrasi. Untuk kategori kedua, e-commerce yang
lebih sering difasilitasi oleh intranet merupakan katalis untuk
menghantarkan dinamika-dinamika intern organisasi menuju perusahaan
modern.
Sehingga
pada gilirannya, seperti ditulis pakar manajemen Peter F. Drucker dalam
artikel The Coming of the New Organization, perusahaan akan berubah
paradigma dari organisasi yang berdasarkan komando dan kontrol hirarkis
yang terdiri dari divisi dan departemen kepada organisasi yang
berbasiskan informasi, yaitu organisasi dari spesialis-spesialis
pengetahuan (knowledge). Sedangkan pada kategori ketiga, e-commerce
memfasilitasi interaksi pelanggan dengan perusahaan secara elektronis
untuk mempelajari, memilih sekaligus membeli produk-produk yang
ditawarkan. Pula, pelanggan dapat melakukan pembayaran secara elektronis
baik dengan cek elektronik atau sistem pembayaran elektronik lainnya
yang lebih dikenal dengan e-payment.
Dalam
hal ini banyak juga aspek hukum yang dapat dikaji lebih dalam tentang
keabsahan transaksi elektronik misalkan dengan adanya suatu otoritas
sertifikasi (Certification Authority). Selain itu, e-commerce tentu pula
memungkinkan seorang konsumen berinteraksi dengan yang lainnya melalui
misalnya surat elektronik (e-mail), video conferencing atau newsgroups
sehingga mereka bisa berbagi informasi untuk produk atau jasa baru yang
ditawarkan.
Sebagaimana
dinyatakan di atas, e-commerce adalah lahan baru untuk membangkitkan
dan mengeksploitasi bisnis yang mengutamakan efektivitas dalam
pelaksanaannya. Artinya, e-commerce
menyelenggarakan transaksi bisnis melalui jaringan elektronik dengan
sejumlah perbaikan terhadap kinerja bisnis tradisional. Sehingga akan
tercipta wajah bisnis baru dengan unjuk kerja lebih baik: kualitas
interaksi, kepuasan pelanggan dan efektivitas pembuatan keputusan.
Juga,
perusahaan dapat memperoleh efisiensi ekonomis yang lebih baik dengan
menurunkan biaya-biaya (costs). Padahal kecepatan pertukaran barang dan
jasa tetap terjamin cepat bahkan lebih cepat dari sebelumnya. Karena itulah e-commerce terkenal dengan semboyannya: "do more with less".
Dengan
didukung oleh teknologi Web, e-commerce dapat dibangun dengan biaya
yang murah. Dengan hanya bermodalkan sebuah personal computer (PC),
sebuah modem dan account Internet; seseorang sudah dapat membuat sendiri
atau memesan sebuah homepage untuk penyelenggaraan e-commerce. Di arena
Internet, seorang pebisnis kecil dapat berkompetisi dengan
pebisnis-pebisnis raksasa yang sudah ada sebelumnya tanpa harus takut
kalah bersaing. Malahan para raksasa ini terkadang dipaksa untuk
mengkonsep ulang strategi dan struktur pembiayaan usaha mereka agar
tetap kompetitif dalam mengadu nasib di dunia bisnis baru itu. Hal ini
misalnya terjadi pada raksasa bisnis Time Warner atau Disney yang
dipaksa harus bersaing keras dengan para pendatang baru yang lebih kecil
di e-commerce yang juga membidik pasar yang sama dengan kedua raksasa
tersebut.
Dilihat
dari sisi peluang pasar (marketplace), e-commerce dapat menjangkau
pasar-pasar regional, nasional bahkan internasional. Tidak ada batas
yang dapat mempersempit pasar bisnis di dalam jaringan Internet ini
selain kehandalan manajemen si pebisnis sendiri. Memanfaatkan jaringan
global ini pula, perusahaan-perusahaan dapat lebih mencurahkan
kepeduliannya terhadap para konsumen mereka, vendor atau distributornya
sehingga dapat terbentuk segmentasi pelayanan yang lebih terarah.
Sedangkan
dalam rangka membangun pangsa pasar baru dan jalur-jalur distribusi,
para pelaku bisnis dapat menggunakan e-commerce untuk mengenalkan
aset-aset yang mereka miliki seperti merk, infrastruktur operasional,
informasi terkait, dan pendidikan pelanggan (customer education) dengan
cara lebih murah dan efektif. Contoh yang telah berjalan dalam
penciptaan pasar baru adalah apa yang telah dilakukan oleh Time Warner
dengan situs Web-nya bernama Pathfinder. Melalui situs ini, Time Warner
menerbitkan majalah-majalah popular mereka seperti Time, Money dan
lain-lain.
Pathfinder sendiri mendapatkan pembayaran dari penjualan iklan dan pelanggan yang mengaksesnya. Dengan
cara ini, penerbit berusaha mengintegrasikan produk layanannya, membuat
segmentasi pelanggan berdasarkan produk tersebut dan lebih profesional.
Dalam hal distribusi produk lewat e-commerce, perusahaan software
seperti Netscape telah memanfaatkan teknologi baru Web untuk menjual
sekaligus mendistribusikan software-software komoditinya secara
elektronis.
Hal
lain yang menjadi kendala adalah keamanan sistem baik yang sifatnya
fisik seperti perangkat komputer dan jaringannya maupun isi
informasi/transaksinya sendiri. Sebagai jaringan publik, Internet
terbuka bagi semua pemakai tak terkecuali mereka yang menyusup untuk
mendapatkan keuntungan secara ilegal.
Hal
ini misalnya bisa terjadi pada "pencurian" kartu kredit yang sedang
digunakan pada pembayaran secara online. Oleh karenanya, e-commerce
harus disertai dengan penerapan sistem keamanan pula. Sedikitnya ada
lima standar keamanan yang harus ada pada penyelenggaraan e-commerce:
privacy, authenticity, integrity, availability, dan blocking.
Privacy
adalah kemampuan untuk mengontrol siapa yang dapat atau tidak membuka
informasi dan dalam kondisi apa hal itu bisa dilakukan.
Authenticity
adalah kemampuan untuk mengetahui identitas pihak-pihak yang sedang
melakukan komunikasi pada jaringan e-commerce tersebut. Dalam hal ini Certification Authority (CA) merupakan suatu hal yang kiranya sangat penting untuk diperhatikan.
Integrity adalah jaminan bahwa informasi yang disimpan atau yang ditransmisikan tidak akan tercecer.
Availability adalah kemampuan untuk mengetahui kapan pelayanan informasi dan komunikasi dapat atau tidak tersedia; dan
Blocking adalah kemampuan untuk memblokir penyusup atau informasi yang tidak dikehendaki.
0 komentar:
Posting Komentar