Rabu, 16 April 2014

Apa itu Webversiting??




\
Webvertising, kependekan dari web-advertising kini sudah merupakan hal yang lumrah dilakukan. Sejak pertama kali internet dibuka untuk dipergunakan secara luas oleh publik membuka juga peluang bisnis melalui media internet atau lebih dikenal dengan sebutan electronic commerce (e-commerce) dimana semua kegiatan transaksi dilakukan mempergunakan media internet ini, baik pemesanan maupun pembayaran yang dilakukan secara online.
Mengapa pelaku usaha beralih ke internet? Ada beberapa alasan, antara lain :
1. menaikkan pendapatan yang didapatkan dari konsumen baru dengan basis internet
2. memangkas biaya marketing dengan hanya menggunakan katalog online
3. mempertahan konsumen yang loyal dengan memperkuat hubungan ke konsumen dengan memberikan pilihan bagi konsumen serta pemberian informasi melalui sistem penjualan online
4. menghemat waktu
5. menghindari kehilangan pangsa pasar akibat persaingan dengan kompetitor
Pelaku usaha memburu calon konsumen (internet users) karena secara umum konsumen ini mengenyam pendidikan yang baik dan mempunyai penghasilan lebih baik dari masyarakat secara umum.
Webvertising memang berbeda dengan iklan yang dilakukan secara konvensional seperti : penyebaran brosur, penempatan iklan-iklan di majalah, koran, ataupun Televisi. Perbedaan mendasar terletak pada konsumen (baca: calon konsumen) yang tentunya berbeda pangsa pasarnya. Dalam beriklan secara konvensional, melalui televisi misalnya, siapapun dapat melihat informasi yang diiklankan, berbeda dengan iklan yang ditayangkan melalui internet dimana konsumennya terbatas pada pengguna internet (user), dan itu pun belum tentu mereka mengunjungi situs-situs dimana pelaku usaha mengiklankan produk yang dijualnya.
Lalu, apa solusinya? Webvertising yang umum digunakan adalan dengan menggunakan banner advertising, selain itu juga dikenal ‘pop-up windows yang menampilkan situs dalam bentuk mini kepada user. Hal lainnya yang tidak asing di kalangan user adalah spamming terhadap misalnya email gratis yang banyak ditawarkan di internet. Mengganggu? memang, belum lagi informasi yang dikirimkan melalui email yang didapat dengan cara mengintip atau tepatnya mengambil data pengguna alamat email gratis yang pada akhirnya hanya memenuhi inbox dari pemilik alamat email tersebut. Belum lagi adanya kemungkinan penipuan dengan memberikan informasi yang salah/tidak benar dalam iklan yang ditayang tersebut atau tendensi wanprestasi yang cukup besar.
Secara garis besar interaksi bisnis lewat e-commerce dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu antar organisasi/perusahaan atau B2B (Business-to-Business), intern organisasi/perusahaan (within business), dan pelanggan terhadap perusahaan B2C (Customer-to-Business).
Dalam kategori pertama, e-commerce memfasilitasi interaksi antar perusahaan sehingga solusi-solusi manajemen dari awal sampai akhir dapat dilakukan secara efektif. Ini artinya rantai jaringan yang menghubungkan pelanggan, pegawai, pemasok, distributor dan bahkan pesaing dapat dikendalikan secara terintegrasi. Untuk kategori kedua, e-commerce yang lebih sering difasilitasi oleh intranet merupakan katalis untuk menghantarkan dinamika-dinamika intern organisasi menuju perusahaan modern.
Sehingga pada gilirannya, seperti ditulis pakar manajemen Peter F. Drucker dalam artikel The Coming of the New Organization, perusahaan akan berubah paradigma dari organisasi yang berdasarkan komando dan kontrol hirarkis yang terdiri dari divisi dan departemen kepada organisasi yang berbasiskan informasi, yaitu organisasi dari spesialis-spesialis pengetahuan (knowledge). Sedangkan pada kategori ketiga, e-commerce memfasilitasi interaksi pelanggan dengan perusahaan secara elektronis untuk mempelajari, memilih sekaligus membeli produk-produk yang ditawarkan. Pula, pelanggan dapat melakukan pembayaran secara elektronis baik dengan cek elektronik atau sistem pembayaran elektronik lainnya yang lebih dikenal dengan e-payment.
Dalam hal ini banyak juga aspek hukum yang dapat dikaji lebih dalam tentang keabsahan transaksi elektronik misalkan dengan adanya suatu otoritas sertifikasi (Certification Authority). Selain itu, e-commerce tentu pula memungkinkan seorang konsumen berinteraksi dengan yang lainnya melalui misalnya surat elektronik (e-mail), video conferencing atau newsgroups sehingga mereka bisa berbagi informasi untuk produk atau jasa baru yang ditawarkan.
Sebagaimana dinyatakan di atas, e-commerce adalah lahan baru untuk membangkitkan dan mengeksploitasi bisnis yang mengutamakan efektivitas dalam pelaksanaannya. Artinya, e-commerce menyelenggarakan transaksi bisnis melalui jaringan elektronik dengan sejumlah perbaikan terhadap kinerja bisnis tradisional. Sehingga akan tercipta wajah bisnis baru dengan unjuk kerja lebih baik: kualitas interaksi, kepuasan pelanggan dan efektivitas pembuatan keputusan.
Juga, perusahaan dapat memperoleh efisiensi ekonomis yang lebih baik dengan menurunkan biaya-biaya (costs). Padahal kecepatan pertukaran barang dan jasa tetap terjamin cepat bahkan lebih cepat dari sebelumnya. Karena itulah e-commerce terkenal dengan semboyannya: "do more with less".
Dengan didukung oleh teknologi Web, e-commerce dapat dibangun dengan biaya yang murah. Dengan hanya bermodalkan sebuah personal computer (PC), sebuah modem dan account Internet; seseorang sudah dapat membuat sendiri atau memesan sebuah homepage untuk penyelenggaraan e-commerce. Di arena Internet, seorang pebisnis kecil dapat berkompetisi dengan pebisnis-pebisnis raksasa yang sudah ada sebelumnya tanpa harus takut kalah bersaing. Malahan para raksasa ini terkadang dipaksa untuk mengkonsep ulang strategi dan struktur pembiayaan usaha mereka agar tetap kompetitif dalam mengadu nasib di dunia bisnis baru itu. Hal ini misalnya terjadi pada raksasa bisnis Time Warner atau Disney yang dipaksa harus bersaing keras dengan para pendatang baru yang lebih kecil di e-commerce yang juga membidik pasar yang sama dengan kedua raksasa tersebut.
Dilihat dari sisi peluang pasar (marketplace), e-commerce dapat menjangkau pasar-pasar regional, nasional bahkan internasional. Tidak ada batas yang dapat mempersempit pasar bisnis di dalam jaringan Internet ini selain kehandalan manajemen si pebisnis sendiri. Memanfaatkan jaringan global ini pula, perusahaan-perusahaan dapat lebih mencurahkan kepeduliannya terhadap para konsumen mereka, vendor atau distributornya sehingga dapat terbentuk segmentasi pelayanan yang lebih terarah.
Sedangkan dalam rangka membangun pangsa pasar baru dan jalur-jalur distribusi, para pelaku bisnis dapat menggunakan e-commerce untuk mengenalkan aset-aset yang mereka miliki seperti merk, infrastruktur operasional, informasi terkait, dan pendidikan pelanggan (customer education) dengan cara lebih murah dan efektif. Contoh yang telah berjalan dalam penciptaan pasar baru adalah apa yang telah dilakukan oleh Time Warner dengan situs Web-nya bernama Pathfinder. Melalui situs ini, Time Warner menerbitkan majalah-majalah popular mereka seperti Time, Money dan lain-lain.
Pathfinder sendiri mendapatkan pembayaran dari penjualan iklan dan pelanggan yang mengaksesnya. Dengan cara ini, penerbit berusaha mengintegrasikan produk layanannya, membuat segmentasi pelanggan berdasarkan produk tersebut dan lebih profesional. Dalam hal distribusi produk lewat e-commerce, perusahaan software seperti Netscape telah memanfaatkan teknologi baru Web untuk menjual sekaligus mendistribusikan software-software komoditinya secara elektronis.
Hal lain yang menjadi kendala adalah keamanan sistem baik yang sifatnya fisik seperti perangkat komputer dan jaringannya maupun isi informasi/transaksinya sendiri. Sebagai jaringan publik, Internet terbuka bagi semua pemakai tak terkecuali mereka yang menyusup untuk mendapatkan keuntungan secara ilegal.
Hal ini misalnya bisa terjadi pada "pencurian" kartu kredit yang sedang digunakan pada pembayaran secara online. Oleh karenanya, e-commerce harus disertai dengan penerapan sistem keamanan pula. Sedikitnya ada lima standar keamanan yang harus ada pada penyelenggaraan e-commerce: privacy, authenticity, integrity, availability, dan blocking.
Privacy adalah kemampuan untuk mengontrol siapa yang dapat atau tidak membuka informasi dan dalam kondisi apa hal itu bisa dilakukan.
Authenticity adalah kemampuan untuk mengetahui identitas pihak-pihak yang sedang melakukan komunikasi pada jaringan e-commerce tersebut. Dalam hal ini Certification Authority (CA) merupakan suatu hal yang kiranya sangat penting untuk diperhatikan.
Integrity adalah jaminan bahwa informasi yang disimpan atau yang ditransmisikan tidak akan tercecer.
Availability adalah kemampuan untuk mengetahui kapan pelayanan informasi dan komunikasi dapat atau tidak tersedia; dan
Blocking adalah kemampuan untuk memblokir penyusup atau informasi yang tidak dikehendaki.

0 komentar:

Posting Komentar